Rabu, 10 Juni 2015

Deskripsikan kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia




Kerajaan-kerajaan Hindu - Budha di Indonesia
Kerajaan Hindu - Budha tumbuh dan berkembang sejak awal abad masehi dan tersebar di beberapa pulau di nusantara. Berikut akan diuraikan perkembangan kerajaan Hindu dan Budha.

KERAJAAN HINDU DI INDONESIA
 Kerajaan Kutai


Letak Kerajaan Kutai adalah di Kalimantan Timur daerahMuara Kaman di tepi sungai Mahakam. Kutai merupakankerajaan pertama di Indonesia, kerajaan ini didirikan pada abad ke-4 M Peninggalan dari Kutai adalah 7 (tujuh) prasasti yangditulis dengan huruf Pallawa, dengan bahasa Sanskerta.Semua prasastinya tertulis pada Yupa, yaitu tugudari batu yang berfungsi sebagai tiang untuk menambatkanhewan yang akan dikorbankan. Raja-raja yang memerintah ialah :
* Kudungga(raja pertartama).
* Aswamarman.
* Mulawarman.

Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri kira-kira pada abad ke-5 M. Lokasi kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yangterkenal adalah Purnawarman. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah Dewa Wisnu. Pada zaman Purnawarman, kerajaan Tarumanegara telah mampu membuat saluran air yang diambil  dari sungai Citarum. Saluran air itu berfungsi untuk mengairi lahan pertanian dan menahan banjir.
3.      KerajaanMataram (Medang)
Kerajaan Mataram Hindu berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8 M dengan ibukota Medang Kamulan. Raja-raja yang memerintah ialah :
* Sarna
* Sanaya yang bergelar Raka Mataram Ratu Sanjaya.
* Rakai Panangkara, yang bergelar Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana Rakai Panangkarana
Tapi Setelah pemerintahan Rakai Panagkara jatuh, Mataram pecah menjadi dua. Sebagai pemeluk agama Buddha, dan sebagai pemeluk agama Hindu. Syailendra Buddha berkuasa di Jawa Tengah Selatan, Syailendara Hindu berkuasa di sekitar pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram disatukan kembali Raja-raja yang selanjutnya ialah :
* Belitung yang bergelar Rakai Watukara.
* Daksa.
* Tulodong
* Wawa
* Mpu Sendok. [1]

   Kerajaan Kediri (Panjalu)
Kerajaan Kediri terletak di sekitar Kali Berantas, Jawa Timur. Kerajaan yang berdiri pada tahun 1042 M ini mencapai kejayaan pada pemerintahan Raja Kameswara yang bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara. Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya adalah Jayabaya. Jayabaya adalah raja terbesar Kediri. Ia begitu terkenal karena ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang.

    Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari  terletak di Tumapel, Malang, Jawa Timur. Didirikan oleh Ken Arok tahun 1222 setelah mengalahkan Raja Kertajaya Kediri. Ken Arok dinobatkan Brahmana sebagai penjelmaan Dewa Wisnu yang menunjukkan Singasari adalah kerajaan Hindu. Kisah Ken Arok tertulis di dalam kitab Paraton
Ken Arok memerintah sampai tahun 1227. Raja-raja yang pernah berkuasa antara lain Sri Rajasa Sang Amurwahbumi (Ken Arok), Anusapati (1227 – 1248 M), Tohjaya (1248 M), Ranggawuni(1248–1268M)  dan Kertanegara (1268 – 1292 M).
Singasari mencapai puncak kejayaan pada masa Kertanegara. Ia pernah mengirimkan tentara ke Melayu dalam usaha memperluas wilayah. Wilayah kekuasaannya mencapai Pahang, Melayu, Kalimantan Barat, Maluku, dan Bali. Pengiriman tentara ini dikenal dengan istilah Ekspedisi Pamalayu. Pada masa pemerintahannya, Raja Kubilai Khan dari Cina pernah menyerang Kerajaan Singasari. Kertanegara tewas dalam serangan Jayakatwang dari Kediri


      Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di selatan Sungai Brantas yang berpusat di Trowulan, Mojokerto. Didirikan oleh Raden Wijaya tahun 1293, yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijaya adalah keturunan dari Kertanegara yang dibunuh oleh Jayakatwang. Atas bantuan Wiraraja dari Madura, ia dipercaya Jayakatwang dan dihadiahi  tanah di Hutan Tarik, kemudian diberi nama Majapahit. Kertarajasa memerintah dengan bijaksana sampai wafatnya tahun 1309 M, kemudian digantikan oleh Jayanegara.
Semasa pemerintahan Jayanegara, keadaan menjadi kacau dan sering terjadi pemberontakan, seperti pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan Sora (1311), pemberontakan Nambi (1316), dan pemberontakan Kuti (1319). Pada tahun 1328, Jayanegara wafat dan digantikan oleh adiknya yaitu Bhre Kahuripan atau dikenal dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. Pada tahun 1350, beliau turun tahta dan digantikan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk. 
Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit adalah semasa Raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Hayam Wuruk artinya ayam muda, karena naik  tahta pada waktu usianya masih muda (umur 16 tahun) dan bergelar  Rajasanegara.
Cita-cita Gajah Mada ingin mempersatukan wilayah Nusantara diucapkan dalam Sumpah Amukti Palapa. Gajahmada seorang ahli hukum, dia menyusun Kitab Kutara Manawa, yang berisi tentang tata pemerintahan dan perang. Gajah Mada wafat tahun 1364 M dan Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 M. Kerajaan Majapahit mendapat sebutan sebagai Kerajaan maritim dan agraris.
Selain itu, disebut sebagai Kerajaan Nusantara. Wilayah Kerajaan Majapahit meliputi Nusantara ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu.
Kehancuran Kerajaan Majapahit disebabkan oleh adanya perang Paregreg (perang saudara).[2] 
KERAJAAN BUDDHA DI INDONESIA
Kerajaan Kalinga
           Kerajaan Kalinggan berdiri sekitar aban 6 Masehi di jawa Tengah. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Shima. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga, antara lain Prasastin  Tuk Mas yang ditemukan di desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Nama Kaling berasal dari Kalinga, nama sebuahkerajaan di India Selatan. Sumbernya adalah berita Cina yangmenyebutkan bahwa kotanya dikelilingi dengan pagar kayu,rajanya beristana di rumah yang bertingkat, yang ditutupdengan atap, Orang-orangnya sudah pandai tulis-menulisdan mengenal juga ilmu perbintangan.Yang sangat tampak bagi orang Cina ialah orang Kaling(Jawa), kalau makan tidak memakai sendok atau garpu,melainkan dengan jarinya saja. Minuman kerasnya yangdibikin ialah air yang disadap dari tandan bunga kelapa (tuak).

Kerajaan Sriwijaya
          Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertaman Sri Jayanegara dan berpusat di Palembang, Sumatera Selatan ( Muara Sungai Musi). Sriwijaya mengalami zaman kekemasan pada saat diperintah oleh Raja Balaputradewa, putra dari Samaratungga dari Jawa pada abad ke-9. Wilayah Sriwijaya meliputi hampir seluruh Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Melayu. Oleh karena itu, Sriwijaya disebut juga Kerajaan Nusantara pertama.Sriwijaya merupakan pusat agama Budhadi Asia Tenggara seperti yang diberitakan oleh I Tsing seorangmusafir Cina yang belajar paramasastra Sansekerta di Sriwijaya.
Beberapa prasasti peninggalan Sriwijaya :
a. Prasasti Kedukan Bukit
b. Prasasti Talang Tuo.
c. Kota Kapur di Bangka.
d. Prasasti Telaga Batu.
e. Prasasti Ligor di tanah genting Kra. Berangka tahun 755M
f. Prasasti Karang Brahi.
g. prasasti Bukit Siguntang.
h. prasasti Palas Pasemah.

Sumber-sumber lain mengenai Sriwijaya ialah berita dariCina, Arab dan India. I Tsing bekerjasama dengan Sakyakirtimenulis kitab Hastadandasastra yang pada tahun 711 disalin ITsing ke dalam bahasa Cina. Sumber dari tambo dinasti T’ang.Dinasti Sung, dari Chau You Kwa dalam bukunya Chu FanChi, dan lain-lain.

 Kerajaan Mataram Budha
            Kerajaan Mataram Budha pada walanya merupakan kerajaan Hindu. Namus sejak Dinasti Syailendra memerintah, Mataram berubah menjadi kerajaan Budha.[3]
DAFTAR PUSTAKA
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5135004 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar