Sumber gambar: jendelahindu-buddha.blogspot.com
Jalur darat melalui Malaka - daratan China dibawa oleh
pedagang dengan kendaraan darat seperti onta, kuda, dan keledai menuju ke
Persia. Dari Persia, barang dagangan dibawa ke pantai Laut Tengah dan
selanjutnya oleh bangsa Eropa dibawa dengan kapal ke Venesia dan Lisabon di
Spanyol. Kedua jalur itu merupakan jalur perjalanan pedagang dan barang
dagangannya yang berasal dari Barat dibawa ke Timur, dan sebaliknya.
Perdagangan melalui jalur itu juga dipengaruhi oleh adanya Angin Muson Barat
Laut dan Angin Muson Tenggara. Pergantian kedua jenis angin tersebut memakan
waktu 6 bulan sekali sehingga mempengaruhi perjalanan kapal maupun darat.
Awal abad Masehi, jalur
perdagangan tidak lagi melewati jalur darat, tetapi beralih kejalur laut,
sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat
Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang, maka terjadilah kontak antara Indonesia dengan India,
dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya
budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.
Indonesia sebagai negara kepulauan
letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan
Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah
persimpangan lalu lintas perdagangan dunia. Sehingga orang India maupun Cina
ketika singgah di Indonesia berabur dengan masyarakat pribumi sehingga
terjadilah penyebaran agama, budaya, dan lain-lain.
Teori masuknya Hindu Buddha di
Indonesia
- Hipotesis Ksatria:
Prof.Dr.Ir.J.L. Moens berpendapat bahwa yang membawa agama
Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya
kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah
perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan
di Indonesia.
- Hipotesis Waisya:
Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia,
bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
- Hipotesis Brahmana:
J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia
dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari
dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga
karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk
menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
- Teori Sudra:
Von van Faber, menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh kasta sudra. Tujuan mereka adalah mengubah kehidupan
karena di India mereka hanya hidup sebagai pekerja kasar dan
budak. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang
memberi andil dalam penyebaran agama dan kebudayaan Hindu ke
Nusantara.
- Teori Arus Balik:
Teori ini di kemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia mengemukakan
peranan bangsa Indonesia sendiri dalam penyebaran dan pengembangan agama hindu.
Penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh kaum terdidik. Akibat
interaksinya dengan para pedagang India, di Indonesia terbentuk masyarakat
Hindu terdidik yang di kenal dengan sangha. Mereka giat mempelajari bahasa
Sanskerta, kitab suci, sastra, dan budaya tulis. Mereka kemudian memperdalam
agama dan kebudayaan Hindu di India. Sekembalinya ke Indonesia mereka mengembangkan
agama dan kebudayaan tersebut. Hal ini bisa diliat dari peninggalan dan budaya
yang memiliki corak keindonesiaa
- Teori Campuran: Teori ini beranggapan bahwa baik kaum
Brahmana, Ksatria, para pedagang, maupun golongan Sudra bersama-sama
menyebarkan agama Hindu ke Indonesia sesuai dengan peran masing-masing.
Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses
masuknya penganut Hindu - Buddha ke Indonesia. Beberapa hipotesis di atas
menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu Buddha merupakan satu proses
tersendiri yang terpisah namun tetap di dukung oleh proses perdagangan.[1]
Daftar Pustaka
[1] http://hindu-budhadiindonesia20145.blogspot.com/2014/03/peta-jalur-pelayaran-antara-india_25.html diakses pada Rabu, 16 Juni 2015 pukul 00.01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar