Rabu, 10 Juni 2015

peta jalur pelayaran antara indonesia-india




Sumber gambar: jendelahindu-buddha.blogspot.com
 Jalur darat melalui Malaka - daratan China dibawa oleh pedagang dengan kendaraan darat seperti onta, kuda, dan keledai menuju ke Persia. Dari Persia, barang dagangan dibawa ke pantai Laut Tengah dan selanjutnya oleh bangsa Eropa dibawa dengan kapal ke Venesia dan Lisabon di Spanyol. Kedua jalur itu merupakan jalur perjalanan pedagang dan barang dagangannya yang berasal dari Barat dibawa ke Timur, dan sebaliknya. Perdagangan melalui jalur itu juga dipengaruhi oleh adanya Angin Muson Barat Laut dan Angin Muson Tenggara. Pergantian kedua jenis angin tersebut memakan waktu 6 bulan sekali sehingga mempengaruhi perjalanan kapal maupun darat.

                                                                                                                                                       
     Awal abad Masehi,  jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat, tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang, maka terjadilah kontak antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.

     Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia. Sehingga orang India maupun Cina ketika singgah di Indonesia berabur dengan masyarakat pribumi sehingga terjadilah penyebaran agama, budaya, dan lain-lain.

     Teori masuknya Hindu Buddha di Indonesia
- Hipotesis Ksatria: 
Prof.Dr.Ir.J.L. Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.

- Hipotesis Waisya:
Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.

- Hipotesis Brahmana:
J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.

- Teori Sudra:
Von van Faber, menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kasta sudra. Tujuan mereka adalah mengubah kehidupan karena di India mereka hanya hidup sebagai pekerja kasar dan budak.  Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam penyebaran agama dan kebudayaan Hindu ke Nusantara.   

- Teori Arus Balik:
Teori ini di kemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia mengemukakan peranan bangsa Indonesia sendiri dalam penyebaran dan pengembangan agama hindu. Penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh kaum terdidik. Akibat interaksinya dengan para pedagang India, di Indonesia terbentuk masyarakat Hindu terdidik yang di kenal dengan sangha. Mereka giat mempelajari bahasa Sanskerta, kitab suci, sastra, dan budaya tulis. Mereka kemudian memperdalam agama dan kebudayaan Hindu di India. Sekembalinya ke Indonesia mereka mengembangkan agama dan kebudayaan tersebut. Hal ini bisa diliat dari peninggalan dan budaya yang memiliki corak keindonesiaa

- Teori Campuran: Teori ini beranggapan bahwa baik kaum Brahmana, Ksatria, para pedagang, maupun golongan Sudra bersama-sama menyebarkan agama Hindu ke Indonesia sesuai dengan peran masing-masing.

Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu - Buddha ke Indonesia. Beberapa hipotesis di atas menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu Buddha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap di dukung oleh proses perdagangan.[1]

Daftar Pustaka

[1] http://hindu-budhadiindonesia20145.blogspot.com/2014/03/peta-jalur-pelayaran-antara-india_25.html diakses pada Rabu, 16 Juni 2015 pukul 00.01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar